Skip to main content

Makalah Ruang Lingkup Makro Ekonomi Islam


TUGAS MAKALAH
RUANG LINGKUP MAKRO EKONOMI ISLAM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu :
AHMAD SUKRON, M.EI

Logo Berwarna (PNG)
Disusun oleh: kelompok 1


Kelas G
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN (IAIN)
Tahun 2018/2019


KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Teriring ucapan terima kasih kepada, selaku pembimbing kami bapak AHMAD SUKRON, M.EI, selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah ulumul hadits, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran  guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
 Semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin







Pekalongan,  11 September 2018


Penulis



Daftar Isi











BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomiyang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana analisis dari mikro ekonomi ke makro ekonomi?
2.      bagaimana masalah utama dalam perekonomian?
3.      Bagaimana alat penganalisis prestasi kegiatan ekonomi?
4.      Bagaimana kebijakan makro ekonomi?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui analisis dari mikro ekonomi ke makro ekonomi.
2.      Untuk mengetahui masalah utama dalam perekonomian.
3.      Untuk mengetahui alat penganalisis prestasi kegiatan ekonomi.
4.      Untuk mengetahui kebijakan makro ekonomi.




BAB II

PEMBAHASAN


A.     Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi

Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Untuk dapat memahami analisis dan teori yang diterangkan dalam bab-bab b erikut, dalam bab ini terlebih dahulu akan diterangkan corak dan ruang lingkup analisis mikroekonomi, yaitu aspek-aspek dari kegiatan dalam ekonomi yang akan diterangkan dalam teori tersebut. di samping itu bab ini menerangkan tiga aspek berikut:
1.      Dari Mikro ke Makroekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Analisis - analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian- bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.  Ekonomi makro juga sering di definisikan dengan kajian tentang aktifitas suatu negara.
Analisis- analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya, dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan - kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan - perubahan keseluruhan bagian ekonomi. Secara rinci dapat dijelaskan ruang lingkup dan fokus analisis mikroekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk :
a.       Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya ( resources)
b.      Mencapai kepuasan yang maksimal.
Sedangkan analisis - analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang :
a. Bagaimanakah segi permintaaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
            Masalah- masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian.
Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.
 Isu-Isu Utama Dalam Analisis Mikroekonomi
Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi bertitik tolak dari pandagan yang menganggap bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki masyarakat adalah terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas.maka masyarakat harus membuat pilihan yang dibedakan pada dua aspek, yaitu:
a.       Dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa.
b.      Dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa.
Masalah tersebut dianalisis dalam teori mikroekonomi dengan mengemukakan tiga pertanyaan:
Bagaimanakah caranya memproduksi berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut? Sebelum menjalankan kegiatan memproduksi, maka bagaimana cara memproduksi adalah pertanyaan yang harus dijawab dan terwujud dalam teori mikro ekonomi yang menerangkan tentang teori produksi, biaya produksi dan struktur pasar (dan penentuan harga dan jumlah produksi di berbagai pasar) bertujuan untuk menerangkan bagaimana seorang produsen memecahkan persoalan tersebut.
Untuk siapakan berbagai barang dan jasa tersebut di produksi? Sebagai akibat dari penggunaan faktor produksi dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat akan tercipta aliran pendapatan kepada faktor-faktor produksi yang digunakan. Aliran ini akan menentukan corak distribusi pendapatan dalam masyarakat, selanjutnya corak distribusi pendapatan ini akan menentukan corak permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Dengan demikian aliran pendapatan yang berlaku sebagai akibat kegiatan produksi barang dan jasa akan mendapat memecahkan persoalan untuk siapa barang dan jasa tersebut di produksi.
Apakah jenis barang dan jasa yang harus di produksi? Analisis mengenai interaksi antara produsen dan  konsumen (penjual dan pembeli) diterangkan dalam teori permintaan dan penawaran. Dalam teori perilaku konsumen menerangkan dengan lebih terperinci sikap para pembeli dalam memilih barang yang akan dibelinya.
2.      Asal Mulanya Perkembangan Analisis Makroekonomi
a.       Tumpuan analisis Mazhab Klasik
Ahli - ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik yaitu ahli ekonomi yang hidup di antara zamannya Adam Smith dan zamannya Keynes, tidak banyak membuat analisi mengenai masalah pengangguran, inflasi, ketidakstabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Kekurangan perhatian tersebut disebabkan karena menurut kenyakinan mereka sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang. Penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai dan perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang teguh.
b.      Perkembangan Teori Makroekonomi
Dalam tahun 1929 - 32 terjadi kemunduran ekonomi diseluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan Amerika Serikat yang dinamakan the Great Depression. Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguih dan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Ketidakmampuan tersbut mendorong ahli ekonomi termuka di inggris yaitu John Maynard Keynes, menegemukakan pandangan dan menulis buku yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul: The General Theory of Employment, Interest and Money dan diterbitkan pada tahun 1936.
c.        Pandangan Utama Teori Keynes
Pandangan dalam buku Keyners dapat dibedakan kepada dua aspek. Salah satunya menerangkan faktor utama yang akan menentukan prestasi kegiatan ekonomi suatu Negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu Negara.

B.     Masalah Utama Dalam Perekonomian

Masalah utama makroekonomi yang akan selalu dihadapi suatu negara antara lain :
1.      Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikn dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi  dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini diseebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitasnya, investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dadn jasa yang dama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. Tingkat kegiatan ekonomi dibawah potensi ini menyebabkan sebagian faktor-faktor produksi menganggur, termasuk tenaga kerja dan ini terutama disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.
Kesenjangan dapat terjadi antara pertumbuhan ekonomi sosial dan pertumbuhan ekonomi sebenarnya. Pendapatan nasional potensial yaitu tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan. Garis pendapatan nasional potensial yang semakin naik tersebut menggambarkan bahwa faktor-faktor produksi yang semakin banyak jumlahnya dari tahun ke tahun dan kemajuan teknologi yang menaikkan produktivitas menyebabkan semakin lama semakin banyak produksi nasional yang diwujudkan. Akan tetapi perekonomian tidak selalu menggunakan semua faktor-faktor produksi yang tersedia, termasuk tenaga kerja yang tersedia kekurangan pengeluaran agregat menyebabkan sebagian tenaga kerja menganggur dan perekonomian tidak akan mewujudkan pendapatan nasioanal potensial.
Perbedaan antara pendapatan nasioanal potensial dengan pendapatan nasioanal sebenarnya dinamakan jurang produksi nasional bruto (juarang PNB). Apabila jurang nasional tersebut wujud, penganggura akan berlaku: semakin besar jurang PNB semakin besar pula tingkat pengangguran dalam perekonomian. Disamping keburukan ini, jurang PNB menyebabkan masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang dapat dicapainya. [1]
2.      Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Sesorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.[2] Sebagai contoh, seorang ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingis mengurus keluarganya tidak tergolong sebagai pengangguran. Seorang anak keluarga orang kaya tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari uang saku yang biasa didapat tidak tergolong sebagai pengangguran.[3]
Sebab-sebab pengangguran antara lain :
Secara makroekonomi : kekurangan pengeluaran agregat (pembelanjaan yang akan dilakukan pada suatu waktu tertentu pada berbagai tingkat pendapatan negara)
Faktor lain yaitu :
a)      Menganggur karena ingin mencari kerja lebih baik.
b)      Pengusaha menggunakan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
c)      Ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri.
d)      jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand).
e)      kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
f)       masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai.
g)      terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global.
h)      terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian.
3. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan proses peningkatan harga-harga umum secara terus-menerus (kontinu). Jadi, apabila terjadi peningkatan harga produk, tetapi tidak berlangsung terus-menerus tidak dapat dikatakan inflasi. Lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu proses penurunan harga-harga umum secara terus-menerus (kontinu).
Faktor-faktor yang Menyebabkan Inflasi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, yaitu sebagai berikut:
a)                  Tingkat Pengeluaran Agregat yang Melebihi Kemampuan Perusahaan Untuk Menghasilkan Barang dan Jasa.
Tingkat pengeluaran agregat adalah pengeluaran keseluruhan perusahaan. Apabila pengeluaran total perusahaan melebihi kemampuannya dalam menghasilkan barang dan jasa, tentunya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan tersebut.
b)                  Tuntutan Kenaikan Upah dari Pekerja
Seringkali pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan upah. Adanya kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan jasa juga meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan harga barang dan jasa tersebut.
c)      Kenaikan Harga Barang Impor
Kenaikan harga barang impor akan membawa pengaruh terhadap harga barang dalam negeri, terlebih lagi apabila barang impor tersebut digunakan sebagai faktor produksi (bahan mentah) untuk memproduksi barang dalam negeri.
d)      Penambahan Penawaran Uang dengan Cara Mencetak Uang Baru
Apabila jumlah uang yang beredar banyak, maka nilai uang akan turun, yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.
e)      Kekacauan Politik dan Ekonomi
Hal ini pernah terjadi di Indoneia, yaitu pada tahun 1998. Akibat kekacauan politik dan ekonomi tahun 1998 tersebut, angka inflasi di Indonesia mencapai 70%.
Dampak buruk inflasi
a)      menurunkan taraf Kemakmuran Rakyat
b)      Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
c)      Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
d)      Memperburuk pembagian kekayaan
e)      Mengurangi ekspor dan menaikkan impor.

4. Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Konsep Ketidakseimbangan
Seperti yang telah kita ketahui bersama, secara pembukuan atau accounting suatu Neraca Pembarayan Internasional atau NPI selalu dalam keadaan yang seimbang. Untuk mengetahui konsep ketidakseimbangan tersebut, kita perlu membedakan transaksi NPI ke dalam :
a.       Transaksi yang autonomous : yakni transaksi yang timbul dengan sendirinya bukan sebagai akibat dari adanaya trasaksi lain. Biasanya motif transaksi ini adalah untuk mencari keuntungan. Transaksi dalam rekening yang sedang berjalan (current account) dan capital jangka panjang pada umumnya termasuk ke dalam transaksi yang autonomous.
b.      Transaksi yang induced/compensatory transaction : yakni transaksi yang timbul sebagai akibat adanya transaksi lain. Yang termasuk ke dalam transaksi ini adalah aliran modal (pemerintah) jangka pendek serta aliran emas.
Suatu NPI (neraca pembayaran internasional) dikatakan tidak seimbang apabila transaksi autonomous debit tidak sama dengan transaksi autonomous kredit. Defisit apabila transaksi autonomous debit lebih besar daripada transaksi autonomous kredit, dan surplus apabila transaksi autonomous debit lebih kecil daripada transaksi autonomous kredit.
5.      Kebaikan dan Keburukan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka adalah sebuah perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian lain di seluruh dunia. Dalam perekonomian terbuka yang menganut sistem devisa bebas, tingkat bunga yang diterapkan oleh suatu negara akan bisa memberikan pengaruh pada masuk atau keluarnya devisa yang dimiliki oleh negara tersebut
Keuntungan ekonomi terbuka :
a.       Terjadinya kerjasama dibidang perekonomian melalui perdagangan internasional kebeberapa negara lain.
b.      Dapat mendatangkan bahan-bahan baku yang tidak diproduksi didalam negeri, seperti mesin-mesin mobil, dan teknologi lainnya.
c.       Dapat memperkenalkan produksi dalam negeri ke berbagai Negara dengan mengikuti standarisasi perdagangan dunia.
Kerugian ekonomi terbuka:
a.       Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi dalam negeri.
b.      tingkat pengangguran meningkat.
c.       modal dalam negeri akan mengalir ke luar megeri.
6. Efek dari Devisit Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa, aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri, dan aliran ke luar dan lairan masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di luar negeri).
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru. Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.

C.     Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi

Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indicator makroekonomi yang terutama adalah:
1. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksikan suatu negara dalam satu tahun tertentu. Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi Negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun.
            Mengukur Prestasi Kegiatan Ekonomi
Produk nasional atau pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan suatu Negara dalam satu tahun tertentu. Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara suatu Negara dinamakan Produk Nasional Bruto(PNB), sedangkan Produk Domestik Bruto(PDB) adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri dalam suatu negara.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi pertumbuhan ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya. Data produk nasional dapat pula digunakan untuk menilai prestasi pertumbuihan ekonomi, dan menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya. Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB atau PDB yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku dalam tahun dasar. Nilai yang diperoleh dinamakan PNB atau PDB menurut harga tetap yaitu hharga yang berlaku dalam tahun dasar. Tingkat presentasi tambahan pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan PNB atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun.
Contoh
Tahun 2007 jumlah penduduk negara Z adalah 12,5 juta jiwa, sedangkan tahun 2008 menjadi 12,8 juta jiwa. berapa pendapatan perkapita tahun 2007 dan 2008 dan berapa kelajuan pertambahan kemakmurannya?
Jawaban :
a. Pendapatan per kapita th 2007 = Rp. 125 triliun : 12,5 juta = Rp. 10.000.000
b. Pendapatan per kapita th 2008 = Rp. 130 triliun : 12,8 juta = Rp. 10.156.250
Jadi, tingkat pertambahan kemakmurannya adalah 10.156.250 – 10.000.000 x 100 = 1,56 %
2. Tenaga kerja dan Pengangguran
Pengangguran dalam suatu Negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Untuk menghitung tenaga kerja disuatu Negara terlebih dahulu kita menghitung angkatan kerja. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu .untuk mencari angkatan kerja diperlukan data:
a.       Jumlah penduduk yang berusia di antara 15-64 tahun.
b.      Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja.
Penduduk yang tergolong ke dalam (a) kita katakan sebagai penduduk usia kerja,  penduduk yang tergolong ke dalam (b) kita katakan sebagai bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dapat kita cari dengan cara mengurangi penduduk dalam (a) dengan jumlah penduduk dalam (b) perbandingan antara angkatan kerja dengan pendududk usia kerja kita sebut tingkat partisipasi angkatan kerja .
Contoh
Di negara Z, kelompok usia kerja berjumlah 8.450.200 orang, namun angkatan kerja hanya 6.200.150 orang dan yang punya pekerjaan sebanyak 5.502.000. Hitunglah tingkat partisipasi kerja dan pengangangguran!
Jawaban :
a.       Tingkat Partisipasi Kerja : 6.200.150 : 8.450.200 x 100 % = 73,3 %
b.      Tingkat Pengangguran : 6.200.150 - 5.502.000 = 698.150
c.       Tingkat persentasi pengangguran : 698.150 : 6.200.150 x 100 % = 11,2 %
3. Indeks Harga dan tingkat inflasi
Kenaikan harga - harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya tidak berlaku secara seragam. Kenaikan biasanya berlaku ke atas kebanyakan barang, tetapi tingkat kenaikannya berbeda. Berlakunya tingkat perubahan harga yang berbedas tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga - harga yang berlaku dalam suatu Negara.
4. Kedudukan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan bisa disebut dengan ekspor NETO. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor yg bisa disebut surplus perdagangan. Perdagangan internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudain dicatat dalam bentuk neraca. Neraca perdagangan internasional merupakan salah satukomponen penting dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item item finansial. Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional, perlu dibedakan antara debit dengan transaksi kredit.
Neraca Keseluruhan (Neraca Pembayaran)
Hubungan ekonomi suatu Negara dengan Negara dengan negara lain perlu diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan dari neraca pembayaran. Disamping menujukkan data ekspor dan impor, informasi pentig lain yang dapat dilihat dari suatu neraca pembayaran adalah aliran modal jangka pendek dan jangka panjang. Neraca keseluruhan adalah aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran dan investasi yang keluar ke negara – negara lain. Neraca keseluruhan bernilai positif apabila aliran pembayaran dan investasi ke dalam negeri itu lebih besar dibandingkan aliran pembayaran dan investasi ke luar negeri. Apabila neraca keseluruhan bernilai positif maka bank sentral mendapat pertambahan cadangan valuta asing karena negara lain membayar dan melakukan investasi ke dalam sutu perekonomian tersbut, begitupun sebaliknya. Dengan banyaknya cadangan valuta asing, ini menggambarkan bahwa perekonomian di suatu ngara tersebut mengalami surplus dalam pertumbuhannya.
5. Kestabilan Kurs Valuta Asing
Salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah perbandingan nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestic yang dinamakan kurs valuta asing. Kurs ini menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
Tingkat perekonomian suatu negara dibandingkan dengan negara lain dapat dilihat dari perbandingan antara mata uang dalam negeri yang bersangkutan dan mata uang luar negeri. Semakin tinggi nilai tukar (kurs) mata uang suatu negara, semakin berharga pula mata uang tersebut untuk digunakan dalam perdagangan internasional.

D.     Kebijakan Makroekonomi

Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan suatu Negara sangat tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.
1. Tujuan-Tujuan Kebijakan Makroekonomi
Berdasarkan kepada masalah-masalah makroekonomi yang diterangkan sebelum ini, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut:
i.                     Menstabilkan kegiatan ekonomi.
ii.                   Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
           iii.      Menghindari masalah inflasi.
            iv.      Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
           v.      Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
2. Bentuk-Bentuk Kebijakan Makroekonomi
Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterangkan diatas.. kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan, dibedakan pada tiga bentuk kebijakan:
a.       Kebijakan fiskal.
b.      Kebijakan moneter.
c.       Kebijakan segi penawaran.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan ansional dan tingkat penggunaan tenaga kerja.[4].
Dalam inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikkan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi. [5]
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.[6]
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dacapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dapat mempengaruhi panawaran uang. Melalui alat-alat dalam kebijakan moneter pemerintah dapat menambah penawaran uang. Ceteris paribus, pertambahan ini akan menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam masa inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi untuk menaikkan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi dan seterusnya pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter tersebut dapat dipandang sebagai kebijakan dari segi permintaan. Disamping melalui permintaan, kegiatan perekonomian negara dapat pula dipengaruhi melalui penawaran.Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.
Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada (i) meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan (ii) meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (ii) pemerintah akan memberrikan insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak) kapada perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk membuat penyelidikan dan pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang diproduksikan.





BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan termasuk pertumbuhan dalam pendapatan, perubahan dalam harga, dan tingkat pengangguran. Sedangkan tujuan dari macroekonomi adalah untuk memahami peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi.
Dalam perekonomian mengenal teori makroekonomi. Teori ini lebih memperhatikan aspek-aspek yang menyeluruh dari kegiatan ekonomi. Apabila yang dibicarakan mengenai produsen, maka yang diperhatikan adalah kegiatan produsen dalam keseluruhan ekonomi. Begitu pula, apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku konsumen, maka yang dianalisis adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam analisis makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan dalam mengatur kegiatan sesuatu perekonomian.

B.  Saran

Terima kasih atas antusiasme dari pembaca dan menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA


Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M. Nur Rianto Al Arif. 2010 Teori Makroekonomi Islam, Konsep, Teori, dan Analisis. Bandung: Alfabeta.

http://anizadwianggraeni.weebly.com/globalisasi-ekonomi.html
https://jessicaodiliaputri.wordpress.com/2013/06/14/globalisasi-ekonomi-2/
http://matakristal.com/tag/keuntungan-perdagangan-internasional/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
http://azzarera122-wisatailmu.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-ekonomi.html.
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.





[1] M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.34
[2] Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.13
[3] M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.35
[4] M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.42
[5] Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hlm.14
[6] M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm.43

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam Dosen Pengampu: Ahmad Syukron, M. EI Penyusun: Kelas: G JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ISLAM PEKALONGAN TAHUN 2018 KATA PENGANTAR             Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, materi yang dibahas adalah “Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi” . Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.             Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah waw...

Makalah Kaidah Fikih الأموربمقاصدها (al-umuuru bimaqaashidiha)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A.      Latar B elakang ....................................................................................... 1 B.      Rumusan M asalah .................................................................................. 2 C.      Tujuan dan M anfaat ................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3 A.      Makna Kaidah Fikih الامور بمقاصدها ....................................................... 3 B.      ...

Makalah Konsep Dasar Fiqh Muamalah

TUGAS MAKALAH KONSEP DASAR FIQIH MUAMALAH Makalah I ni D isusun U ntuk M emenuhi T ugas Fiqih Muamalah Dosen Pengampu : Ahmad Syukron, M.EI O leh   : KELAS : E JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITU T AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2019 K ATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Ahmad Syukron, M.EI selaku dosen kami dalam Mata Kuliah Fiqih Muamalah dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca . U ntuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami , k ami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini . Oleh ...